 |
| Reog Ponorogo (Sumber. Istimewa) |
MediaWarta.id - Peringatan hari ibu di Ponorogo digelar dengan meriah. Sebab, terdapat 30 grup reog yang tampil di depan Paseban Alun-alun setempat. Acara ini juga digelar sebagai wujud syukur dan perayaan reog masuk dalam daftar Warisan Budaya UNESCO.
Salah satu pembarong yakni, Intan Ayu Paramitsar menjelaskan bahwa pembarong juga bisa dilakukan oleh wanita. Disisi lain, reog Ponorogo memiliki berat sekitar 50 gram. Uniknya, pembarong hanya menggunakan gigi untuk memainkan reog.
"Ini sebagai wujud bahwa tidak hanya terbatas pada pria saja, wanita juga bisa menjadi pembarong," terang Intan kepada wartawan, Minggu (22/12/2024).
Lebih lanjut, Intan menjelaskan bahwa dirinya merupakan anggota grup reog wanita Sardulo Nareswari dari Desa/Kecamatan Sawoo. Ia mengaku bangga bisa menjadi bagian dari generasi penerus yang melestarikan Reog.
Sementara itu, Intan mengaku bangga reog Ponorogo telah diakui UNESCO. Menurutnya pengakuan ini, membuat reog tidak akan diakui negara lain. Terlebih reog sendiri merupakan budaya asli Ponorogo.
"Bangga (Reog masuk ICH UNESCO), agar Reog tidak diklaim lagi oleh negara lain, karena Reog kan lahir di Ponorogo," jelas Intan.
"Semoga Reog juga semakin mendunia, sehingga semua daerah atau dimanapun dapat melestarikan budaya Reog Ponorogo," imbuh Intan.
Disamping itu, bupati Ponorogo yakni Sugiri Sancoko menjelaskan bahwa pagelaran reog serentak ini dilakukan di seluruh dunia, mulai dari Amerika, Australia, Afrika, Korea, Jepang, dan juga Malaysia serta beberapa negara lain yang memiliki grup kesenian reog.
"Mungkin karena adanya perbedaan waktu maka sedikit sulit untuk dilakukan diwaktu yang bersamaan, tapi semua kita buat serentak sehingga bisa streaming dan main di hari dan tanggal yang sama," tandas Giri.
0 Komentar